ads

Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Ayo “Rai Belu”, Mari Kita Tagih Janji Sahabat !!!

  • Bagikan

Janji ini yang sekarang harus ditagih.  Mengapa harus ditagih? Sebab ini janji seorang pemimpin, yang mana pemimpin itu yang dipegang adalah ucapannya. Apakah soal air bersih, Bupati Willybrodus Lay sudah tepati janji itu?.  Kalau sudah tepati, apakah ada pemerataan dan keadilan soal itu?. Bahkan kalau sudah ditepati, kenapa masih ada masyarakat teriak soal susahnya air untuk makan dan minum.

40, 907 suara masyarakat Kabupaten Belu, yang pada tahun 2015 mendaulat Paket Sahabat untuk menjadi Bupati dan Wakil Bupati Belu harus menagih janji soal ini. Ini janji politik, janji seorang pemimpin yang wajib hukumnya harus ditepati. Jangan ada kata ingkar, lupa atau belum. Masyarakat Kabupaten Belu tidak butuh itu. Mereka hanya butuh air bersih, bukan sekedar janji.

Bagi rakyat, urusan lain boleh diingkari. Tetapi tidak dengan soal urusan makan dan minum. Mereka akan cepat marah, tersinggung, bahkan berbalik tidak simpatik apabila urusan makan minum mereka hanya sebatas janji.

Baca Juga :  Demokrat NTT Bangun Komunikasi Dengan SBS – WT

Selain air bersih, janji soal budi daya Porang atau “Maek Bako” juga menjadi hal yang penting. Saya awalnya sangat tertarik dengan konsep ini. Porang atau Maek Bako, bagi masyarakat Kabupaten Belu, dulunya hanya menjadi tanaman umbi liar yang tidak ada manfaatnya.

Tetapi “Angin Surga” itu datang di tahun 2015 lewat janji kampanye “Paket Sahabat”, yang akan menyulap Maek Bako menjadi tanaman bernilai ekonomis tinggi. Sungguh luar biasa!!!.

Baca Juga :  Isu Petahana Di Belu Lawan Kotak Kosong Ternyata Bohong

Bahkan tidak tangung-tanggung, uang negara milliaran rupiah dianggarkan untuk program ini, diawal kepemimpinan Willibrodus Lay dan JT Ose Luan hingga tahun ketiga. Namun, selama tiga tahun itu “Angin Surga” Maek Bako tak kunjung datang. Bahkan perkembangan terakhir program ini dari beberapa informasi berita, menjadi temuan dugaan korupsi yang sempat dilaporkan masyarakat kepada pihak Kepolisian Polres Belu, yang perkembangannya juga sejauh ini tanpa ada kejelasan.

Janji soal Maek Bako itu tentu sebuah janji nekad. Kenapa nekad? Sebab saya menduga janji itu tanpa sebuah kajian dari sisi ekonomis yang baik. Bagimana bisa program dieksekusi dengan biaya yang sangat tinggi tanpa berpikir akan dipasarkan kemana, siapa konsumennya, dan keuntungan yang didapat berapa, serta rakyat dapat apa?. Yang ada sekarang,  hanya sisa umbi Maek Bako tanpa nilai ekonomis, bahkan rakyat Kabupaten Belu, mungkin hanya ketiban “gatal-gatal” akibat program ini.

Baca Juga :  Dapat Restu SBY, Ini Pesan Yang Diterima BKH

Ini mungkin dua janji kampanye yang bisa saya, anda, kita serta mayoritas seluruh rakyat Kabupaten Belu tagih kepada “Paket Sahabat”. Mengapa harus kita tagih, sebab kembali lagi, janji seorang pemimpin harus ditepati. Rakyat jangan mau dijadikan komuditas politik, bahkan sekedar “makan janji”. Pilihannya hanya dua. Tetap bertahan dengan pemimpin yang gemar membuat janji politik lagi, atau memilih untuk mengatakan tidak, sembari memilih pemimpin baru. ++++     

Oleh : Jeffry Leonardo Taolin, (Jurnalis www.fokusnusatenggara.com)

 

  • Bagikan