Ketua majelis jemaat Koinonia, Pendeta Yabes Abraham Runesi mengatakan gereja Koinonia dengan tegas menolak keberadaan Happy puppy di daerah itu. Karena sangat menganggu peribadatan di gereja tersebut. “Pada dasarnya kami menolak keberadaan Happy Puppy di daerah itu,” katanya.
Bahkan, dia mengancam akan mengajak masyarakat untuk menutup paksa Happy Puppy, dan jika terjadi konflik sosial, maka pemerintah harus bertanggujawab. “Kami laporkan masalah ini ke Sinode GMIT,” katanya. (Lid)
Sumber : nttterkini.com
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.