ads

Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

SAKTI Bersama Fore Lakateu Menuju Swasembada

  • Bagikan

Dalam mendukung produk Fore Lakateu yang berdaya saing, Bupati Simon Nahak mengatakan bahwa inovasi berbasi Fore Lakateu bisa dikembangkan dalam produk olahan lainnya semisal olahan makanan siap saji, camilan sehat, dan produk-produk turunan lainnya. Hal ini diharapkan dapat menarik minat konsumen yang lebih luas dan meningkatkan daya saing produk kacang hijau dari Malaka di pasar lokal maupun internasional.

Jauh sebelum dilakukan peluncuruan pada akhir pekan kemarin, Bupati Malaka, Dr. Simon Nahak, sudah melakukan tanam simbolis perdana Fore Lakateu jenis varietas Vima 3 pada 17 Mei 2023 lalu. Bahkan sebelum ditanam saat itu, bibit Fore Lakateu diberkati oleh Pastor Paroki Weoe, Romo Aurelius Lorenzo Tae Lake, Pr.

Bupati Malaka Dr. Simon Nahak mengatakan kegiatan penanaman simbolis Fore Lakateu menandakan bahwa Malaka memiliki sebuah brand yang tidak dimiliki daerah lain. Bahkan pengurusan ijin terkait brand Fore Lakateu dan Beras Nona Malaka sudah jauh hari diurus beres oleh Bupati Simon Nahak.

Baca Juga :  NTT Urutan Kedua Nasional Untuk Proses Sertifikat PSTL 2019

“Brand seperti Fore Lakateu dan Beras Nona Malaka sekarang menjadi hak milik Masyarakat Malaka, karena secara hukum tercatat dalam Kemenkumham sehingga tidak menjadi persoalan hukum di kemudian hari,” ujar Bupati Simon Nahak.

Dalam kesempatan tersebut, Wakil Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Dr. Ludigdo, SE,M.Si.Ak yang hadir memberikan apresiasi atas capaian Kabupaten Malaka lewat program Swasembada Pangan. Bahkan dirinya memberikan apresiasi atas kepemimpinan Dr. Simon Nahak sebagai bupati yang dinilai sangat baik.

Baca Juga :  Hanura Resmi Dukung SBS-WT Di Pilkada Malaka

“Kami mempelajari potensi untuk berkolaborasi. Program Swasembada Pangan sebagai strategi memperkuat kedaulatan negara. Ini aspek lain dari membangunan ketahanan pangan,” Ujarnya.

Berdasarkan data yang diperoleh flobamorta.com, benih Fore Lakateu yakni Vima 3 memiliki keunggulan antara lain, usia tanam yang berkisar antara 50 hingga 55 hari, jumlah polong sebanyak 15 dengan setiap polongnya mampu memproduksi 12 biji kacang hijau, dengan potensi hasil mencapai 2,1 Ton per hekar atau rata-rata produksi mencapai 1,8 Ton per hektar.***[taolin]

Baca Juga :  61 KK Di Desa Naisau - Malaka Terima BLT DD Tahap Kedua

 

  • Bagikan