Lebih lanjut Piter da Santo menjelaskan umat nasrani di dua wilayah itu dialihkan mengikuti ibadah natal di daerah Sawalunto. Ini karena Pemda setempat mewajibkan umat beribadah di tempat ibadah yang resmi. Ironisnya, di dua daerah itu tidak ada gereja.
“Sawalunto itu jauh dari ke Sawalunto. Jaraknya sekitar 135. Makanya saya minta Pak Panglima TNI dengan Pak Kapolri juga harus berkunjung kesana. Saya optimis jika Bapak berdua kesana bisa mengatasi kemelut yang dihadapi umat kristiani disana ,” katanya.
Pieter yang juga Dosen Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana Kupang ini menyebutkan toleransi antar umat beragama di NTT sangat bagus. Sebagai contoh, apabila perayaan hari keagamaan umat kristiani, kalangan pemuda lintas agama non Kristen ikut membantu mengamankan. Begitupun sebaliknya.
“ NTT ini dijuluki Nusa Terindah Toleransinya. Toleransi antar umat beragama maupun antar etnis sangat bagus. Jika hari keagamaan Kristen umat lintas agama lain membantu mengamankan. Inilah salah satu fakta ,” kata Pieter da Santo seraya menunjuk perwakilan anggota Banser NU dan Pemuda Ansor yang sementara berada dihalaman gereja Katderal untuk persiapan pengamanan Natal nanti.
Menanggapi permintaan tokoh agama asal NTT baik Panglima TNI maupu Kapolri berjanji akan membantu mengatasi kondisi di dua Kabupaten yang ada di Sumatra barat ini. “ Kami akan berupaya mengatasi masalah gejolak di Sumatra Barat ini. Masih ada waktu. Kami akan koordinasikan ,” kata Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Reporter: Usif
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.