Dia juga mengungkapkan bagimana perjuangannya menemukan potensi di Sabu Raijua hingga akhirnya mampu membuka lahan tambak garam yang kini telah diantarpulaukan ke berbagai wilayah diluar NTT. Tidak hanya itu ada tiga pabrik di Sabu Raijua yang telah berproduksi yakni pabrik garam, pakrik air mineral Oasa dan pabrik pengolahan rumput laut.
“Tidak bisa dipungkiri bahwa musuh terbesar kita di NTT adalah kemiskinan dan pengangguran untuk itu kita harus mencari cara yang tepat untuk mengatasi persoalan tersebut. Tambak garam dan tiga pabrik yang ada telah menyerap tenaga kerja yang cukup banyak di Sabu Raijua,” ungkap Marthen.
Pada kesempatan tersebut Marthen Dra Tome juga mengungkapkan kekagumannya terhadap potensi di Manggarai Barat. “Labuan Bajo adalah surga yang jatuh ke bumi. Tuhan telah mengaruniakan daerah ini dengan begitu banyak kekayaan, tinggal bagimana kita mengolahnya untuk kesejahteraan rakyat,”pungkas Dira Tome.
Sebelum melakukan kegiatan diskusi publik, Marthen Dira Tome, diterima secara adat di depan Aula Stela Maris, Labuan Bajo, dengan menyerahkan seekor ayam jantan (manuk kapu) dan arak lokal atau tuak curu.
“Kami menyambut anak MDT sebagai anak kami diwilayah ini. Siahkan anak MDT berbagi Ilmu yang dimiliki agar berguna bagi kemajuan di wilayah ini,” kata Tua Adat dalam bahasa daerah. (fatur)
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.