menyengat. Wisatawan kemudian diminta membawa air minum jika naik ke puncak Kelimutu.
“Benar juga. Dalam perjalanan ke puncak napas kami terasa agak sesak dan tenggorokan sakit sampai batuk-batuk. Setelah minum air, rasa sakit itu hilang. Kami lalu mendekati Danau Ata Polo, warna masih belum berubah,” tutur dia.
Meski bau belerang sangat menyengat, mereka masih sempat mengabadikan keajaiban dan kejadian langka tersebut.
Kepala Stasiun Vulkanologi Ende, Gabriel Rago, membenarkan adanya perubahan warna Danau Kelimutu.
“Memang ada asap di kawah. Dulunya danau itu keluarkan asap warna putih, yang kini berubah menjadi warna telur asin. Kami masih terus memantau perkembangan perubahan warna itu. Kami juga meminta warga untuk tidak mendekat ke kawah karena bau belerang yang menyengat,” jelas Rago.
Perubahan warna ini terjadi mungkin akibat aktivitas vulkanologi. Namun, masyarakat setempat mempercayai, perubahan warna tersebut sebagai tanda akan ada perubahan alam yang luar biasa.
”Menurut kepercayaan masyarakat Lio, perubahan warna memiliki dampak atau tanda-tanda alam bagi dunia.
Hal ini terjadi seperti tahun 1992 di mana terjadi gempa bumi di Flores atau tahun 2004 tsunami di Aceh,” ujar Rago. (sumber : metrotvnews.com-http://news.metrotvnews.com/read/2015/04/28/120441/wah-danau-kelimutu-berubah-warna)
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.