ads

Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Kenangan Niti Susanto Dan Toko Piet

  • Bagikan

KUPANG,fokusnusatenggara.com- Bagi warga Nusa Tenggara Timur (NTT) terutama yang tinggal di Kota Kupang pasti akan familir dengan “Toko Piet”. Bahkan acap kali kita melewati Jalan Siliwangi Kupang atau Kampung Solor, tentu lirik pandang kita akan diarahkan ke samping kiri saat melewati Toko Piet. Maklum dari deretan jumlah toko di bilangan Kampung Solor Kupang, Toko Piet seolah menjadi magnet yang akan selalu dibicarakan dari dulu era 80 an hingga saat ini.

bahkan dalam candaan warga Kupang, orang yang kerap memamerkan jumlah uang yang banyak dalam tongkrongan sering diolok-olok dengan istilah  “Lu Kayak Bos Toko Piet Sa”. Candaan itu tidak salah. Sebab dari dulu bahkan hingga kini, Toko Piet selalu identik dengan simbol kesuksesan . Siapa yang tidak kenal Toko Piet?. Siapa kalangan pengusaha yang tidak kenal dengan “ Ko Shia”?. Semua kita pasti kenal, entah itu anak kecil, remaja hingga orang tua. Mungkin bagi generasi sekarang yang tidak memiliki referensi soal Toko Piet.

Namun tahukah kita sosok yang paling berjasa dibalik keberhasilan kerjaan bisnis Toko Piet di Kupang?. Kalau kita menyebut nama, tentu sosok tersebut adalah Joseph Niti Susanto atau dalam sapaan kerabat etnis Tionghoa di NTT selalu menyapa dirinya dengan sapaan “ Ko Shia”.

Baca Juga :  SBS Di Saenama

Selasa 7 November 2017 sekira pukul 23.55 WIB, Niti Susanto, sulung dari 9 bersaudara pasangan Piter Nerius dan wimelda pergi untuk selamanya dari kefanaan dunia menuju nirwana. Dirinya dinyatakan meninggal di Rumah Sakit Adi Husada Surabaya, setelah berkutat melawan sakit yang diderita. Semua masyarakat NTT berduka. Sosok Niti Susanto hanya  tinggal kenangan hingga saat ini.

Kepergian Taipan asal NTT tersebut membuat duka yang mendalam bagi sesame koleganya. Sebut saja Theo Widodo dan Hengky Lianto, keduanya sangat kehilangan atas kepergian Niti Susanto. Bagi mereka, Niti Susanto  adalah pengusaha yang berani menanggung risiko. Dirinya dikenal sebagai sosok yang rendah hati, sabar dan ulet

Baca Juga :  5 Negara Yang Memiliki Budaya Seks Paling Bebas, Nomor 4 di Asia

“Kami sungguh kehilangan orang yang rendah hati, sabar, ulet, tangan terbuka kepada siapa dan sayang keluarga. Intinya Pak Niti adalah teladan buat kami semua,” kata Theo Widodo di Kupang, sebagaimana dilansir dari Pos Kupang, 8 November 2017.

Bahkan Theo Widodo menjelaskan, sosok Niti Susanto dapat dikatakan sebagai tokoh perhubungan di NTT. Insting bisnis Niti Susanto tidak diragukan lagi. Visi menangkap peluang bisnis seolah menjadi keahlian dirinya. Bahkan Niti Susanto menjadi satu-satunya sosok yang berani membuka rute penerbangan Maskapai Merpati arlines saat it uke berbagai pelosok NTT.

“Waktu itu Merpati merupakan operator penerbangan satu-satunya di NTT. Saat kondisi Merpati agak menurun, Pak Niti bersama beberapa pemegang saham melirik usaha ini. Pak Niti ambil langkah yang terlalu berani, buka jalur penerbangan ke berbagai pelosok NTT dengan risiko besar. Boleh dibilang perintis perhubungan udara di NTT adalah pak Niti,” katanya.

Baca Juga :  Apa Dan Bagaimana Ikhwal MTN?

Sedangkan Hengky Lianto, salah satu pengusaha sukses NTT saat ini  bahkan menyebut Niti Susanto sebagai tokoh yang murah hati dan siap membantu siapa saja yang membutuhkan. Kerendahan hati seorang Niti Susanto bukan palsu bahkan bukan pula munafik. Dirinya sangat mementingkan sifat persaudaraan dengan siapa saja.

“Ada banjir di perbatasan, di Alor ada bencana, beliau turun langsung untuk membantu. Jadi contoh bagi kita. Seorang yang rendah hati, beriman. Beliau memberi teladan bagi kita,” ungkapnya seperti dilansir dari Pos Kupang, 8 November 2017.

Testimoni soal sosok Niti Susanto juga datang dari kalangan wartawan. Almarhum Damyan Godho, Jurnalis senior NTT, mengatakan, Niti Susanto sangat berjasa bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur. Dia merupakan pengusaha perintis. Damyan menyebut beberapa contoh. Pada tahun 1987, Niti Susanto menghadirkan perusahaan air kemasan pertama di Kota Kupang yaitu PT. Viquam. Kemudian pada tahun 2005 bersama Enton Jodjana mendirikan maskapai Trans Nusa.

  • Bagikan