ads

Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Topik : 

Sabarnya Seorang Izhak Eduard Ketika Dikatai “Monyet” Oleh Viktor Laiskodat

Reporter : ADMINEditor: ADMIN
  • Bagikan

Kalau memang terkait persoalan penolakan ini yang menjadi penyebab Viktor B laiskodat menghardik Izhak Eduard Rihi dengan sebut “Monyet”, maka akan muncul pertanyaan selanjutnya apa kapasitas dan peran Viktor B Laiskodat yang saat itu menjadi Gubernur NTT dalam posisi pengajuan kredit tersebut?.

Selain posisi dan peran Viktor B Laiskodat, kita juga akan bertanya apa kepentingan dirinya dalam kasus pengajuan kredit PT. Budimas Pundinusa dan PT. Batu karang Artsiri? Mungkinkah Viktor B laiskodat adalah komisaris dari perusahan tersebut? Atau mungkin juga dirinya dijanjikan komitmen fee dalam pengurusan kredit kedua perusahan tersebut? Pertanyaan ini wajib ada dalam benak kita apabila melihat posisi latar belakang peristiwa ini sampai berujung keluarnya kata “Monyet”.

Menurut hemat saya, seandainya Viktor B Laiskodat tidak memiliki kepentingan apa-apa dalam kasus pengajuan kredit kedua perusahan tersebut tentu saja kata “Monyet” tidak akan keluar dari ucapanya. Seandainya pula Viktor B Laiskodat memiliki sikap dan prinsip yang sama dengan Izhak Eduard Rihi, tentu kata “Monyet” juga tidak akan keluar dari bibirnya.

Baca Juga :  Bank NTT Capem Oesao Buka 1504 Rekening Tabungan Simpel

Lalu bagaimana posisi Izhak Eduard Rihi sebagai sosok yang dikatakan “Monyet” oleh Viktor Laiskodat? Sebagai seorang Bankers yang juga Hamba Tuhan (Pendeta,red) Izhak Eduard Rihi cukup bijak menghadapi peristiwa tersebut. Walau harga diri keluarganya (istri dan Anak-anak) serta rumpun keluarga besar sangat terluka dengan ucapan Viktor B Laiskodat, Izhak Eduard Rihi tidak bersikap terlalu berlebihan.

Baca Juga :  Bagaimana Status Dirut Bank NTT Usai Kalah Perkara Lawan Izhak Eduard Rihi?

Dirinya memaafkan Viktor B Laiskodat sebagai sesama manusia dan Anak ALLAH, sebab bagi Izhak Eduard Rihi harga dirinya sebagai manusia datang karena kehendak Tuhan, bukan karena ucapan seorang Viktor B Laiskodat. Bahkan dirinya senantiasa mendoakan Viktor B Laiskodat sembari berharap agar Viktor B Laiskodat sadar akan kesalahan ucapan tersebut.

Seandainya Izhak Eduard Rihi tidak sabar dengan ucapan tersebut bahkan keluarga besarnya ikut bereaksi akan ucapan Viktor B Laiskodat, siapa berani menjamin bahwa gesekan antara keduanya tidak akan terjadi? Beruntung Hati Seorang Izhak Eduard Rihi tetap sabar. Seandainya tidak, mungkin hal lain bisa terjadi sebab sudah menyangkut persoalan harga diri Izhak Eduard Rihi.

Bahkan sabarnya seorang Izhak Eduard Rihi sangat teruji dengan waktu. Seandainya perkara ini tidak masuk ke pengadilan hingga berujung pada pembukaan rekaman percakapan tersebut, tentu istri dan anak-anaknya tidak akan akan tahu bahwa pernah di suatu waktu suami dan ayah mereka dikatai “Monyet” oleh Viktor B Laiskodat saat menjadi Gubernur NTT waktu itu.

Baca Juga :  Menanti Magnitudo Dari RDP Komisi III DPRD NTT Pada Pusaran Kasus Bank NTT

Oscar Wilde, Penulis dari Irlandia yang hidup antara Tahun 1854-1900 pernah mengatakan “Seorang Pria Tidak Akan Pernah Menghina Siapapun Secara Tidak Sengaja”. Mungkin maksud dari kata-kata Oscar ini adalah soal bagaimana prilaku pria sejati sebagai manusia yang memiliki ahlak sebagai ciptaan Tuhan yang mulia, pantang baginya untuk menghina orang lain.***

PENULIS : JEFFRY TAOLIN, Pemimpin Redaksi www.fokusnusatenggara.com

 

  • Bagikan