ads

Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Kenangan Niti Susanto Dan Toko Piet

  • Bagikan

“Sampai akhir hayatnya beliau menjabat sebagai komisaris utama Trans Nusa,” kata Damyan Godho semasa hidupnya seperti dilansir pos Kupang, 8 November 2017.

Bahkan kepiawaian bisnis Niti Susanto terbilang sangat berani. Saat pengusaha lain kurang melirik sektor bisnis Bahan Bakar Minyak (BBM) antar pulau, dirinya berani ambil resiko dengan mengirim bahan bakar minyak ke seluruh pelosok Nusa Tenggara Timur (NTT). Baik itu di darat maupun harus menyeberang lautan. Termasuk ke pulau Rote dan Sabu tanpa kapan tanker.

Selain ketiaan kapal tengker, ada depo Pertamina penampung BBM tidak ada. Bahkan dermaga khusus bongkar muat khusu BBM juga tidak dimiliki. Bermodalkan kapal kayu, berlayar menantang gelombang laut Sawu yang terkenal ganas, Pulau Sabu menjadi tujuannya.

Baca Juga :  Bupati Kupang Serahkan SK Untuk 315 CPNS

Demikian juga, dengan kapal kayu dirinya  berlayar melawan kuatnya arus Pukuafu yang seringkali makan korban. Tujuannya jelas. Rote pulau terluar di ujung selatan Nusantara. Tak jarang kapal kayu itu harus pulang kembali ke Kupang setelah merelakan sebagian muatannya ditelan arus samudra. Tunggu cuaca baik lalu kembali berlayar. Tujuannya hanya satu. Pasokan BBM harus sampai guna melayani warga di dua pulau tersebut.

Niti Susanto tidak peduli dengan kondisi yang ada. Dia sadar betul bahwa warga pulau pulau terpencil dan terluar itu butuh bahan bakar. Tidak boleh terjadi kelangkaan BBM di sana. Harganya pun selalu tetap bhkan untung yang didapat juga tidak seberapa.

Selain usaha bidang transportasi pesawat terbang dan BBM, banyak kalangan yang tidak tahu usaha kredit tanpa agunan dengan bunga rendah yang kerap diberikan kepada masyarakat Kota Kupang oleh Toko Piet. Bahkan bagi diri Niti Susanto, banyaknya kredit macet dari para nasabah tidak menjadi kendala baginya untuk terus memberikan bantuan lewat usaha tersebut.

Baca Juga :  Wah! Danau Kelimutu Berubah Warna

Bagi umat katholik di Keuskupan Agung Kupang, dan di NTT umumnya, keberadaan dan peran Almarhum Niti Susanto pantas mendapatkan tempat yang baik di hati semua umat. Bahkan dirinya menghibahkan tanahnya persis di samping Gereja Kristus Raja Kupang untuk kepentingan Keusukupan Agung Kupang.

Banyak hal yang mungkin menjadi kenangan kita akan sosok Niti Susanto dan Toko Piet. Kenangan tersebut akan menjadi kisah menarik bagi kita masyarakat NTT. Kita akan selalu mengenang bahwa pernah suatu saat di NTT saat jaman masih susah, ada seorang pengusaha baik hati yang ikut andil membangun NTT.

Baca Juga :  Apa Itu Rahasia Bank Menurut Regulasi?

Ko Sia boleh pergi dari dunia ini. Karya dan pondasi bisnis yang yang sudah dibangun, saat ini diteruskan oleh anak-anaknya. Bahkan ajaran soal rendah hati dan tetap membantu sesama dimanapun berada menjadi pesan yang wajib diikuti oleh Alain Niti Susanto, anak sulung Ko Sia dan seluruh adik-adiknya, dalam meneruskan bisnis keluarga yang diwariskan. Itulah sosok Niti Susanto atau banyak dari kita mengenal “Bos Toko Piet”. Selamat Jalan Ko Shia, Jerusalem tempatmu berada.***[Je Taolin]

 

 

  • Bagikan