ads

Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Topik : 

Angka Stunting Di NTT Menurun

Reporter : JeOtEditor: ADMIN
  • Bagikan

Menurut dia, upaya dan strategi agar target percepatan penurunan stunting terwujud yakni dengan fokus pada operasi timbang dengan tujuan seluruh sasaran di NTT dapat tercaver untuk timbang berat badan dan ukur panjang dan tinggi badan sebagai deteksi dini pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita.

Strategi yang dilakuka pemerintah NTT, sebut dia, antara lain: Gubernur NTT mengeluarkan Surat Edaran Nomor BU.440/63/Dinas Kesehatan/I/2022 kepada para bupati walikota se-NTT tentang Pelaksanaan Operasi Timbang, Membentuk Tim Operasi Timbang di tingkat kabupaten dengan melibatkan OPD terkait. Juga di tingkat Puskesmas dengan jumlah tim sebanyak 3 tim. “Satu tim terdiri dari tiga orang yaitu Tenaga Gizi, Bidan dan Perawat atau Tenaga Kesehatan lainnya,” katanya.

Selain itu, jelas dia, juga dilakukan peningkatan kapasitas dan ketrampilan petugas menggunakan alat antropometri terstandart, dan penguatan melalui zoom meeting dua kali dalam sehari selama tiga hari agar semua tenaga gizi, bidan serta tenaga kesehatan lainnya di 436 Puskesmas mendapatkan informasi cara penggunaan alat ukur yang terstandart dan informasi lain terkait penginputan data serta pelaksanaan sweeping jika ada sasaran yang tidak datang saat operasi timbang.

Baca Juga :  Musisi Deddy Dores Meninggal Dunia

Dia menyebutkan, hingga saat ini jumlah alat ukur terstandart yang ada di NTT sebanyak 4.427 set dari 436 puskesmas yang tersebar di 22 kabupaten/kota. “Tahun 2023 ini akan ditambahkan lagi 5.496 set, sehingga total menjadi 9.923 set alat terstandart, yang nantinya 1 posyandu bisa memiliki 1 set,” kata Ruth.

Pada bagian lain Ruth Laiskodat menekankan, pentingnya kerjasama antar stakeholder untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi di NTT. Sebab, Program Kesehatan Ibu dan Anak memiliki cakupan program yang sangat luas meliputi pelayanan Continum Of Care mulai sejak bayi dalam kandungan sampai pada masa lansia. Maka penanganan masalahnya pun harus dikolaborasi secara adekuat dan memadai oleh seluruh komponen yang peduli pada pelayanan Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat.

Baca Juga :  Dari Tualaran Kami Titip "Salam 2 Jari SBS-WT"

Menurut dia, jumlah kematian ibu di NTT mengalami penurunan 10 kasus dalam 2 tahun yaitu 181 kasus tahun 2021 turun menjadi 171 kasus tahun 2022. “Kabupaten dengan jumlah kematian ibu tertinggi (selalu muncul dalam 2 tahun terakhir) adalah Timor Tengah Selatan, Kupang, Manggarai Timur, Manggarai, Sumba Barat Daya dan Sumba Timur,” katanya.[JeOt]

  • Bagikan