ads

Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Kejuaraan Tinju Dunia Versi IBO Dari Batas Negara

  • Bagikan

Kupang, fokusnuastenggara.com / 5 Juli 2019
Fahiluka Surya Production bekerja sama dengan Kementerian Pemuda
dan Olahraga (Kemenpora) dan Chris John Foundation, menyelenggarakan Kejuaraan Tinju Dunia versi IBO di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu 5 Juli 2019.

Pagelaran Kejuaraan tinju dunia ini sebagai ajang untuk mencetak juara dunia dari batas Negara (The Border Beatle). Dalam kejuaraan ini promotor akan menampilkan partai Eksibisi antara Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat melawan mantan juara dunia Chris John.Gelar tinju profesional ini melibatkan empat negara, Indonesia, Timor Leste, Australia dan Filipina.

Rinciannya, tiga Partai utama yakni untuk Gelar Super Light Weight IBO Oceani dan WBC Asia Title akan berhadapan John Ruba (Seso – Indonesia ) dengan Joepher Montano ( Filipina ), Gelar Super Feather IBO International dan WBC Asia Title, Defry Paulu ( Waingapu – Indonesia ) Vs Ivor Lastrilla ( Filipina, Gelar juara dunia Light Weight IBO, Timo Monabesa ( Kefamenanu-Indonesia ) Vs Omari Kimwer ( Asutralia ).

Baca Juga :  Kami Tidak Ingin Keluar Dari Babak 16 Besar

Berikutnya tiga partai tambahan adalah untuk kelas Super Feather Weight, Eman Nahak ( NTT –Indonesia ) Vs Perindho Dorego ( Timor Leste ), Super Light Fly Weight, Silem Serang ( NTT –Indonesia) Vs Felipe Atade ( Timor Leste ) dan Kelas Middle Weight, Maxi Nahak ( Atambua – Indonesia Vs Jovelio Jose Bruno ( Timor Leste ).

Elisabeth Liu dari Fahiluka Surya Production sebagai promoter kepada awak media dalam Jumpa Pers di Invinity Cafe Kupang ( 5/7) mengatakan The Border Beatle, mencetak Juara Dunia dari Batas Negara ini bertujuan untuk mencari juara dunia untuk Indonesia. Kenekatan wanita kelahiran Atambua, Kabupaten Belu ini karena prihatin dengan Indonesia yang sudah lama Indonesia tidak mempunyai juara dunia murni.
“ Setelah era Chris John kemudian Daud Jordan, sekarang Negara kita yang berpenduduk 250 juta jiwa ini tidak mempunyai satu pun petinju professional yng memegang gelar juara dunia dari berbagai Badan Tinju Dunia. Tentu saja ini sangat mengecewakan ,” jelas Elisabeth Liu.[sc name=”BACA”]

Baca Juga :  Soal Relokasi Penduduk Pulau Komodo Msih Tunggu Kajian

Padahal jelas Elisabeth Liu, dulu Indonesia pernah tujuh juara dunia tinju mulai dari Elias Pical sampai Daud Jordan. “ Prihatin sekali. Saat ini negara kita sangat tertinggal apabila dibandingkan dengan Thailand dan Filipina. Inilah yang membuat saya tertarik untuk menyelenggarakan kejuaraan dunia ini. Hanya satu tujuan saja, secara perlahan tetapi bisa mencetak juara dunia ,” kata Elisabeth Liu.

  • Bagikan