Sementara itu Frans Tanjung, yang disebut- sebut sebagai orang yang membagikan drum aspal kepada msayarakat ketika dihubungi www.fokusnusatenggara siang tadi membantah dengan keras, anggapan bahwa kegiatan itu adalah bagian dari dugaan praktek money politik.
Menurutnya, pembagian drum aspal kepada masyakat untuk menampung air bersih hanya didasarkan pada kegiatan kemanusiaan. Bahkan kegiatan semacam ini sudah dilakukan selama bertahun-tahun, sebelum gong Pilkada Belu ditabuh.
“ Saya tegaskan bahwa kegiatan ini bukan kegiatan yang berhubungan dengan politik. Saya dan keluarga sudah bantu masyarakat jauh sebelum ada hajatan politik. Masyarakat kita susah mau tampung air kami bantu, bahkan bukan hanya drum saja, tetapi mobil jenasah juga kita bantu masyarakat selama ini, dan semuanya gratis,” jelasnya.
Terpisah Ketua Panwaslu Kabupaten Belu, Andreas Pareira menegaskan, bahwa laporan masyarakat terkait hal ini belum sampai ke Panwaslu Kabupaten Belu. bahkan sampai saat saat ini, laporan tersebut hanya di proses di Panwascam Tasifeto Barat.
“ Kita belum dapat laporan sampai saat ini. Laporan itu hanya di Panwascam Tasbar saja. Dan mereka masih lakukan proses. Kalau sudah diproses akan disampaikan kepada kita untuk dibuat kesimpulan,” jelasnya melalui sambungan wawancara per telepon siang tadi. (FaTur)
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.