Proses pengurunan di NTT, menurut dia, sudah terlihat dari sekarang, karena rendahnya curah hujan di sejumlah daerah. Proses penggurunan itu terjadi, karena rendahnya curah hujan. Dimana, hujan yang jatuh jauh lebih kecil dari evakurasi air dari bumi ke atmosfir.
“Semakin besar perbedaan itu, maka semakin keringlah wilayah itu. Jika semakin kering, maka ada kemungkinan bisa menjadi gurun,” jelasnya.
Faktor lain yang ikut mendorong terjadinya pengguruanan, katanya, yakni eksploitasi air tanah dan pembukaan lahan tambang. “Ini juga menjadi penyebab terjadinya penggurunan,” katanya.
NTT, lanjutnya, daerah yang relatif kering, sehingga evakurasi air sudah melebihi hujan yang ada. Karena itu, perlu adanya pemetaan lokasi pertambangan dan pemahaman akan perubahan iklim, sehingga bisa meminimalisir ancaman pengurunan itu. “Lokasi-lokasi tambang harus di petakan,” tegasnya. (Ado) Sumber : nttterkini.com- http://www.nttterkini.com/sabu-raijua-dan-sumba-timur-terancam-jadi-gurun-pasir/
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.