ads

Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Potensi NTT Cukup Bagus Tetapi Diterlantarkan

  • Bagikan

Kupang, fokusnusatenggara.com 28 Mei 2019

Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat mengemukakan bersama para Bupati dan Walikota se NTT, akan mendeklarasikan Masyarakat Ekonomi NTT ( MET ) 10 Juni 2019 yang akan datang di Labuan Bajo Manggarai Barat. Sasarannya agar bisa mengendalikan sendiri produk komoditi NTT yang selama ini dikendalikan pihak luar.

“ Nanti pada tanggal 10 Juni 2019 mendatang, kami akan deklarasikan Masyarakat Ekonomi NTT di Labuan Bajo. Tujuan utama agar komoditi daerah NTT ini jangan dikendalikan orang lain lagi, tetapi kita yang harus kendalikan sendiri ,” kata Viktor Bungtilu Laiskodat ketika bertemu dengan pengurus baru Majelis Pekerja Harian (MPH) Persekutuan Gereja di Indonesia Wilayah (PGIW) Nusa Tenggara Timur masa bakti 2019-2024 di ruang kerjanya, Selasa (28/5).

Baca Juga :  Gubernur Hukum Karo Tatapem Dan Stafnya Squat Jump

Dia mengatakan sangat menyedihkan banyak komoditi masyarakat NTT yang begitu banyak tetapi tidak bisa dijual/dipasarkan keluar. “Saya paling sedih, kalau dengar masyarakat bilang panen banyak, tapi tidak bisa jual. Itu karena salah kita pemimpinnya, tidak membangun gerak yang sama. Karena itu, saya mengajak pihak gereja untuk juga terlibat dalam membangun ekonomi masyarakat,” lanjut Viktor Bungtilu Laiskodat..

Baca Juga :  Kapolda NTT Lepas 400 Anggota Ke Jakarta

Dia mengajak semua pihak untuk sungguh-sungguh bekerjasama, membangun kemandirian ekonomi wilayah NTT. Karena sesuai pengamatan, sudah lebih dari tiga triliun rupiah uang dari NTT ‘terbang ke luar’ untuk kebutuhan sabun dan shampo setiap tahunnya yang sebetulnya bisa diproduksi di NTT. “ Sabun dan shampo ini bahan bakunya paling banyak di NTT. Untuk itu tahun depan akan diupayakan adanya pabrik di NTT ,” kata Viktor BUngtilu Laiskodat.

Baca Juga :  Minim Biaya, Penderita Kanker Ini Pasrah Menunggu Nasib

Dengan miris, Gubernur Viktor juga mangatakan masyarakat NTT itu mayoritas mengkonsumsi sirih piang. Namun faktanya enam puluh persen pinang itu didatangkan dari Sumatera Barat. “ Ini yang menyedihkan. NTT ini alamnya paling cocok untuk tanaman pinang. Tetapi tidak mau menanam. Karena itu mulai tahun ini saya wajib untuk tanam pinang ,” katanya.

  • Bagikan