ads

Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Pemkab Malaka Sosialisasi Penyakit Demam Babi Afrika Di Perbatasan RI-RDTL

  • Bagikan

Malaka, fokusnusatenggara.com / 14 November 2019

Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Malaka 13 November 2019 menggelar kegiatan sosialisasi penyakit Demam Babi Africa atau Africa Swine Fever/ASF untuk empat Desa di wilayah perbatasan Indonesia dengan Negara Republik Demokrat Timor Leste ( RDTL). Kegitan ini terlaksana atas kerja dengan Lembaga Prisma.

Keempat Desa itu adalah Desa Alas, Desa Alas Utara, Desa Alas Selatan dan Desa Kota Biru. Kegiatan sosialisasi di buka Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikananan drh Rofinus Seran Bria.
Drh Rofinus dalam pemaparan materinya menegaskan agar penjagaan wilayah diperketat, tetap mempertahankan kondisi Kabupaten Malaka yang masih bebas dari penyakit ASF.
“ Seperti kita ketahui bersama bahwa wabah penyakit penyakit Demam Babi Africa atau Africa Swine Fever/ASF di negara tetangga kita Timor Leste sekarang ini masih berlangsung. Karena itu kita harus berupaya menjaga wilayah kita ini agar aman dari penyakit ini ,” kata dr Rofinus Seran Bria.
Kabupaten Malaka jelas drh Rofinus Seran Bria baru terasa aman jika Negara tetangga Timor Leste sudah mengantongi kembali status bebas penyakit Demam Babi Africa atau Africa Swine Fever/ASF.
“ Kita di Kabupaten Malaka baru akan merasa aman bila negara Republik Democratic Timor Leste sudah mengantongi kembali status bebas penyakit demam babi ini ,” jelas drh Rofinus Seran Bria.
Kabid Peternakan Methildes Seran, S.Pt. dalam laporannya mengatakan bahwa bila nanti ada ternak babi yang mati mendadak segera melaporkan ke Desa atau petugas peternakan yang ada di kecamatan.
Pelaporan terkait penyakit ASF sangat penting agar segera di atasi.
Sementara itu Ketua Prisma Ir Joel Tukan mengatakan dari segi ekonomi ada tiga unsur penting yang akan mengalami kerugian yakni peternak, pelaku usaha dan pemerintah bila ternak babi terserang penyakit ASF.
“ Kita harus menjaga wilayah Kabupaten Malaka yang berbatasan langsung dengan Negara Timor Leste yang sekarang lagi terserang wabah demam babi ini. Jika dibiarkan dan ikut terserang maka yang akan rugi tentunya adalah peternak, pelaku usaha dan pemerintah ,” jelas Ir Joel Tukan.
Lebih lanjut dia menyebutkan dari total populasi babi di Kabupaten Malaka 91.813 ekor milik 3.672 KK saat ini jika 20 % populasi babi terserang virus ASF maka di perkirakan peternak akan mengalami kerugian sebesar Rp. 36.725. 200.000.
“ Jika saja wabah penyakit ini masuk wilayah kita maka para peternak dan pengusaha terkait akan mengalami kerugian besar. Ini yang harus kita jaga bersama. Jika ada gejala babi yang sakit segera menginformasikan kepada petugas peternakan ,” jelas Ir Joel Tukan.
Hadir dalam kegiatan sosialisasi ini selain masyarakat dari empat Desa di perbatasan juga anggota prajurit pasukan Pengamanan Perbatasan ( Pamtas ) yang bertugas ditapal batas antar Negara dan juga Kepala Karantina Motamasin.

Baca Juga :  Kepala Sekolah Harus Mengelolah Dana Bos Secara Transparan
  • Bagikan