ads

Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

NTT Alami Deflasi 0,49 Persen Pada Bulan September 2019

  • Bagikan
Maritje Pattiwaellapia

Kupang, fokunusatenggara.com / 1 Oktober 2019
Pada bulan September 2019 Kota-kota di Nusa Tenggara Timur mengalami deflasi sebesar 0,49 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 133,94.
“ Untuk bulan September 2019 lalu dua kota di NTT yakni Kupang mengalami deflasi sebesar 0,53 persen. Sementara Kota Maumere Kabupaten Sikka, mengalami deflasi sebesar 0,24 persen ,” kata Kepala BPS NTT, Maritje Pattiwaellapia kepada wartawan dalam konprensi Pers bulanan di Kantornya ( 1/10).

Maritje menyebutkan deflasi di NTT dipengaruhi adanya penurunan indeks harga pada tiga (3) kelompok pengeluaran yakni kelompok transportasi, bahan makanan dan perumahan. Transportasi 1,2 persen, bahan makanan 1,16 persen dan perumahan 0,09 persen. Ini tiga dari tujuh kelompok pengeluaran
“ Sedangkan untuk kelompok pendidikan, kesehatan, sandang dan makanan mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,22 persen; 0,17 pereen dan 0,06 persen ,” jelas Maritje Pattiwaellapia.

Dibanding bulan sebelumnya yakni Agustus, kata Maritje Pattiwaellapia NTT mengalami deflasi 0,29 persen. Dengan kata lain, terjadi penurunan IHK dari 134,61 persen pada bulan Agustus 2019 menjadi 133,94 pada bulan September 2019 ,” ujar Maritje Pattiwaellapia
Sedangkan untuk kota Kupang sebutnya, dalam lima tahun terakhir juga mengalami tiga kali deflasi, dimana deflasi terbesar terjadi pada tahun 2018 sebesar 0,83 persen.
“Kalau Kota Maumere dalam lima tahun terakhir hanya satu kali deflasi yakni pada tahun 2019 sebesar 0,24 persen,” bebernya.

Baca Juga :  BPKP Harus Tingkatkan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Di NTT

Lanjut Maritje Pattiwaellapia, pada September 2019, dari 82 kota sampel IHK Nasional,12 kota mengalami inflasi dan 70 kota mengalami deflasi.
“ Inflasi tertinggi terjadi di Kota Meulaboh sebesar 0,91 persen dan terendah terjadi di Palopo dan Watampone dengan inflasi sebesar 0,01 persen. Sedangkan Deflasi terbesar terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,94 persen dan terendah terjadi di kota Surabaya sebesar 0,02 persen ,” jelas Maritje Pattiwaellapia. ( Usif).

  • Bagikan