ads

Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Kura-Kura Leher Ular Rote Terancam Punah.

  • Bagikan

KUPANG, fokusnusatenggara.com / 13 Juli 2019

Singapura akan mengirim kembali 26 ekor kura –kura leher Ular Rote (Chelodina mccordi) ke habitatanya di Pulau Rote, NTT. Ini karena satwa langkah yang awalnya ditemukan di Pulau Rote ini sudah terancam punah.
“ Populasi kura –kura leher ular Rote (Chelodina Mccordi) di Rote sekarang sudah tidak ditemukan lagi. Terancam punah. Padahal Satwa langkah ini awalnya ditemukan di Rote populasinya cukup bagus. Karena itu kami lagi berupaya untuk kembali mengembangbiakkan kembali di habitatanya di Pulau Rote ,” kata kata Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Nusa Tenggara Timur Timbul Batubara saat Cofe morning bersama para wartawan Kamis 11 Juli 2019 di kantornya.

Sebagai upaya mengembangbiakkan kembali ke habitatnya jelas Timbul Batubara akan didatangkan 26 ekor dari Singapura dalam waktu dekat ini. “ Dulu orang Amerika mengambil dari habitatanya di Rote dan mengembangkan di Singapura. Jadi sesuai kesepakatan, mereka akan kembalikan 10 % kehabitatnya. Sekarang dalam proses pengiriman ke Pulau Rote ,” jelas Timbul Batubara.
Dengan datangnya 26 ekor kura –kura leher ular Rote (Chelodina Mccordi) ini jelas Timbul Batubara, diharapkan akan kembali berkembangbiak dihabitat aslinya. “ kami harapkan datangnya 26 ekor ini bisa kembali berkembangbiak dihabitatnya. Tentunya harus dengan penjagaan yang ketat ,” katanya.[sc name=”BACA”]

Baca Juga :  Kesbangpol NTT Realisasikan Dana Pembinaan Politik Parpol

Sejumlah peneliti malah datanag mengambil untuk mengembangkan, termasuk Amerika yang mengembangbiakan di Singapura ,” kata
Dia menyebutkan kura jenis leher ular Rote ini awalnya ditemukan Pulau Rote. “ Kami sudah berupaya menjaga populasinya namun karena keterbatasan tenaga banyak yang sudah tidak kelihatan lagi dilokasi habitatnya,” ujar Timbul Batubara.
Faktor penyebab kepunahan kura-kura leher ular Rote ujarnya karena perburuan masif untuk diperdagangkan. Selain itu, penyusutan air danau dilingkungan habitan tersebut ,” kata Timbul Batubara.

Baca Juga :  Provinsi NTT Akan Segara Punyai Pergub Disabilitas

Dia menyebutkan sesuai hasil monitoring Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Nusa Tenggara Timur dan Balitbang LHK Kupang sepanjang tahun 2016-2017, sudah tidak lagi dijumpai populasi kura-kura Chelodina ini di alam habitatnya.
” Dari 2009 sampai 2016 ada pelepasliaran anak kura -kura di habitatnya. Namun setelah dilakukan survei ternyata pihaknya tidak menemukan lagi keberadaan kura-kura yang dilepas tersebut. Ini dididuga dimakan ikan gabus serta penyebab lainnya danau habitatnya mengalami penyusutan atau erosi ,” tutur Timbul Batu Batubara
Untuk mencegah agar kura –kura leher ular ini tidak mengalami kepunahan kata Timbul Batubara, BBKSDA NTT melakukan kajian fakta salah satu melalui skema ekosisten.” Kami melakukan kajian, antaranya melalui skema ekosisten ,” katanya.

  • Bagikan