ads

Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Jalan Propinsi Senilai Rp 14,1 M di Matim Mangkrak

  • Bagikan

KUPANG,fokusnusatenggara.com-Progres Fisik Jalan Propinsi ruas Bealaing-Mukun-Mbazang Section 2 di Kabupaten Manggarai Timur (Matim), NTT senilai Rp 14,1 M yang dikerjakan PT Agogo Golden Group (AGG) mangkrak alias tak ada kemajuan fisik yang berarti sejak Desember 2019. Hingga Jumat (10/1/20) progres fisik proyek tersebut diduga baru sekitar 60%.

Pekerjaan Hotmix sekitar 2 km belum dikerjakan.  Sedangkan pekerjaan pelebaran dan perkerasan jalan (dengan urukan pilihan/urpil) baru dikerjakan sekitar 5 km dari 10 km sesuai kontrak.

Realisasi fisik proyek tersebut mangkrak. padahal sudah melewati waktu kontrak. Tak ada aktivitas tenaga kerja/buruh di lokasi proyek. Hanya ada aktivitas 1 excavator dan 1 loder yang dioperasikan untuk pelebaran jalan di Desa Watu Pari, Kecamatan Elar Selatan saat tim investigasi media ini tiba di lokasi proyek.

Seperti disaksikan Tim Investigasi Suara Flobamora.Com di lokasi proyek pada Jumad (10/1/20) tampak pekerjaan Peningkatan Jalan Propinsi (Hotmix) ruas Jalan Bealaing-Mukun-Mbazang Section 2 senilai Rp 14,1 M yang dikerjakan PT Agogo Golden Group sangat menyimpang dari target realisasi proyek.

Padahal PT Agogo Golden Group hanya mengerjakan pekerjaan hotmix sekitar 2 km (melanjutkan dari titik akhir pekerjaan section 1) dan pekerjaan perkerasan jalan sekitar 10 km pada ruas jalan tersebut (sekitar belasan km dari titik pekerjaan hotmix).
Tim investigasi media ini yang didampingi Wakil Danramil Borong, Robert, tiba di lokasi awal proyek ruas jalan Bealaing-Mukun-Mbazang section 2 (pekerjaan hotmix, red) sekitar pukul 11.30 Wita. Tak tampak ada aktivitas pekerjaan proyek di lokasi awal pekerjaan hotmix di Desa Rana Mbata, Kecamatan Pocoranaka, Kabupaten Manggarai Timur.

Baca Juga :  Sosialisasi SP 2020 dan Workshop Wartawan Menuju Satu Data Indonesia

Tak tampak papan proyek peningkatan jalan propinsi pada section 2 di lokasi proyek tersebut.  Diduga papan proyek yang sebelumnya terpasang di lokasi tersebut sengaja dicabut untuk mengelabui pekerjaan yang belum selesai tersebut. Papan proyek tersebut ditemukan tim investigasi media ini di base camp PT Agogo Golden Group di Desa Watu Pari, Kecamatan Elar Selatan (sekitar belasan km dari lokasi awal proyek).

Belum ada timbunan atau hamparan agregat di lokasi awal hotmix. Pada lokasi yang menanjak ini sudah dilakukan pelebaran badan jalan. Sekitar 200 meter dari titik awal, tampak 10 timbunan kerikil kali/bulat bercampur pasir (Urukan pilihan/Urpil) yang disebut pengawas PT AGG, Paskalis sebagai agregat B untuk persiapan pekerjaan hotmix.

Untuk pekerjaan drainase, tampak baru dikerjakan sekitar 200 meter. Namun dinding drainase yang telah dikerjakan tampak patah dan hancur pada beberapa titik. Dasar drainase pun tampak jebol alias berlubang karena kikisan air hujan.

Pasangan drainase tampak lepas ketika digesek dengan jari telunjuk. Diduga pekerjaan drainase tersebut tak sesuai dengan bestek karena campuran semennya terlampau sedikit dibandingkan pasir untuk  pasangan dinding dan dasar drainase.

Baca Juga :  SBS-WT Harga Mati!!!, Yang Lain “Mati Harga”

Sekitar 200 meter dari titik pekerjaan awal, tampak sebuah deker yang sudah selesai dicor namun belum dilakukan pekerjaan penimbunan badan jalan pada deker tersebut. Bagesting dari bambu bulat di lubang drainase tampak belum dibuka.

Sekitar 500 meter dari titik awal pekerjaan, tampak 1 unit Fibro milik PT AGG yang berusaha menarik mobil tanki air yang tak dapat menanjaki jalan yang licin tersebut. Tak ada tenaga kerja lain yang tampak selain operator Fibro dan sopir tanki air tersebut.

Pada titik ini, tampak sudah dilakukan pekerjaan pelebaran namun belum ada hamparan agregat.  Sudah ada galian drainase, namun pasangan drainase dan dinding penahan belum dikerjakan.

Memasuki permukiman Desa Rana Mbata, tampak galian drainase sudah dikerjakan. Tampak juga sekitar 10 timbunan urukan pilihan (yang dipakai PT AGG sebagai agregat B, red).
Di kawasan permukiman, tampak sudah dihampar urukan pilihan (kerikil kali/bulat dicampur pasir yang dipakai PT AGG sebagai agregat B, red) sekitar 200 meter. Urukan pilihan tersebut tampak telah digilas. Dari pekerjaan hotmix 2 km tersebut, hanya sekitar 400 meter yang telah dihampar kerikil kali/bulat bercampur pasir yang dipakai sebagai agregat.

Baca Juga :  Bupati Kupang Buka Forum Konsultasi Rancangan Publik RPMJ

Sekitar belasan kilo meter (km) dari titik pekerjaan hotmix, terlihat 1 unit excavator milik PT AGG di parkir di tepi jalan. Menurut warga setempat, excavator tersebut diparkir di tempat tersebut pada tanggal 24 Desember 2019. “Exca ini dipakai untuk ambil galian di bawah. Tapi sudah parkir sejak tanggal 24 Desember, sudah lebih dari 2 minggu,” ujar seorang ibu yang ditemui  di lokasi tersebut.

Sekitar 2 km dari lokasi excavator diparkir, tepatnya di Mamba, Desa Paan Waru, Kecamatan Elar Selatan, Kabupaten Manggarai Timur, tampak titik awal pekerjaan pelebaran dan perkerasan jalan dengan urukan pilihan (tanjakan sebelum gereja Mamba, red).  Namun tak terlihat papan proyek di lokasi tersebut.

Tampak galian drainase sekitar 100 meter. Namun pekerjaan pasangan drainase dan dinding penahan baru dilakukan sekitar 40 meter. Mesin molen (pengaduk campuran semen, pasir, kerikil, red) ditutup dengan terpal. Menurut warga setempat, pekerjaan sudah dihentikan pada tanggal 24 Desember 2019.

Tak jauh dari titik pekerjaan awal, tim investigasi menemukan base camp PT AGG (sekitar 30 m dari jalan, red). Tak ada aktivitas di base camp tersebut. Tampak 1 unit damp truck warna merah tanpa ban diparkir di base camp tersebut. Papan proyek tampak disandarkan pada rumah yang dijadikan base camp.

  • Bagikan