“Bulog hanya sebagai penyedia beras dan disalurkan kepada pemerintah. Untuk teknis pembagian beras menjadi kewenangan pemerintah daerah masing-masing,” katanya.
Kepala Bidang Pelayanan Publik Bulog NTT Alexander Malelak menambahkan, pekan depan beras petani mulai diserap. Penyerapan beras petani tersebut masih terbatas di tiga sentra produksi padi mengingat sebagian besar petani belum memasuki panen raya.
Tiga daerah itu ialah Persawahan Lembor, Manggarai Barat, dan dua persawahan masing-masing di Sumba Barat, dan Manggarai. Beras yang dilepas petani sesuai harga pembelian pemerintah (HPP) yakni sebesar Rp7.300 per kilogram (Kg). “Bulog juga akan menyerap beras petani di Kabupaten Rote Ndao,” kata Alexander.
Sejak awal April 2015 pengadaan beras sudah mulai dilakukan, namun jumlahnya belum besar karena di sentra-sentra produksi belum memasuki panen raya. Jika panen raya berlangsung, maka pasokan beras petani ke Bulog akan besar.
Penyerapan beras petani mulai dilakukan saat panen raya pada Mei dan Juni 2015. Tahun ini, Bulog Divre NTT akan menyerap 15.000 ton beras petani. Jumlah itu sama seperti target pada 2014, namun penyerapan beras pada 2014 hanya mencapai 5,4 ton.(Laporan : jeje makerek)
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.