ads

Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Hujan Duka Bulan Juni

  • Bagikan

Dalam masa persiapan syukuran imam baru, Unu akhirnya jatuh sakit. Kata dokter, Unu menderita magh. Namun Unu masih mencoba kuat. Berbagai proses pengobatan coba ia lakukan. Hingga Mei, saat ia mengantar ayah kandungnya ke bandara (saat itu, ayahnya jadi perwakilan orang tua bagi imam baru), Unu merasakan sesuatu yang lain. Unu berbisik lirih pada ayahnya dalam bahasa dawan, “mungkin nanti ayah pulang, ayah tidak dapat saya lagi”. Tapi bahasa itu tidak dimengerti ayahnya. Kalau pun mengerti, dia coba menguatkan unu.

Pesawat lepas landas. Unu kembali ke rumah. Bertemu kembali Lala dan juga putri mungilnya. Ada pembahasan serius di kamar mereka.Dan pembahasan itu berakhir saat keduanya memutuskan untuk untuk kembali ke kampung masing-masing.
Mereka memilih melakukan proses penyembuhan menggunakan obat kampung. Atau tepatnya, karena ada si putri mungil, mereka tidak ingin sakitnya tertular. Mereka berpikir kalau Unu atau Lala sakit, siapa yang mengurus si putri?

Unu kemudian mengantar Lala dan putri mungil itu ke orang tua Lala. Setelah itu, Unu kembali ke kampungnya. Mereka saling merindu. Perjuangan untuk sembuh sambil merindu ternyata berat sekali. Dan di 10 Juni 2019, Unu menghembuskan nafas terakhirnya. Saya tidak bisa mendeskripsikan perasaan Lala waktu mendengar kabar itu, belum lagi saat ia memandang wajah mungil yang belum genap 5 bulan saat itu.
Empat malam setelah penguburan Unu, keluarga Unu mengantar kembali Lala ke rumah orang tuanya.

Baca Juga :  10 Penjudi Yang Namanya Melegenda

Dengan pikiran dan perasaan yang menderita, Lala semakin drop dan melemah. Baginya hidupnya telah mati. Separuh jiwanya Semuanya pergi. Lala hanyalah tubuh kosong tanpa rasa. Pernah dia mengaku, entah jujur atau khayal, jiwa Unu datang memberitahu bahwa 10 Juli 2019, Unu datang jemput Lala. tentu saja panik.

Segala macam proses penyembuhan mereka upayakan. Memang di tanggal 10 itu, Lala masih ada. Tapi setelahnya, Rabu, 24 Juli 2019, Lala pun menghembuskan nafas terakhirnya. Menyusul sang belahan jiwa yang lebih dulu berpulang ke pangkuan sang Ilahi.
Meninggalkan si putri mungil yang baru berusia 6 bulan 3 hari.

Baca Juga :  Besok DPD Demokrat NTT Gelar Natal Bersama

(Catatan : Redaksi Menerima Tulisan pembaca dalam Bentuk Puisi, Cerpen dan Opini. redaksi Tidak Bertanggung Jawab atas Kesamaan Kisah, Nama dan Alamat) 


Reporter: Admin


  • Bagikan