ads

Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Kekurangan Garam Nasional Bisa Ditutup Dari Provinsi NTT

  • Bagikan

Kupang, fokusnusatenggara.com / 28 Agustus 2019
Potensi lahan garam di Provinsi Nusa Tenggara Timur sekarang ini bisa menutupi kekurangan garam industri nasional yang selama ini masih diimpor 3,7 juta ton. Dari sisi luas lahan potensial NTT bisa menutupi kekrangan industry garam nasional.
“Luas areal lahan garam yang potensial di NTT saat ini 69.962 hektare dengan total produksinya 18.230 ton. Ini bisa menutupi kekurangan garam industri nasional sebesar 2,7 juta ton per tahun dari NTT,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Muhamad Nazir Abdullah ( 28/8).

Baca Juga :  Jelang RUPS Bank NTT, Direksi Diminta Jujur Laporkan Kinerja

Untuk luas areal 1 hektare saja jelas Muhamad Nazir Abdullah bisa menghasilkan 100 ton garam per satu kali panen. “ Jika 30 kali panen dalam setahun menghasilkan 3000 ton X dengan total potensi luas lahan di NTT 69.962 hektare maka menghasilkan 6.996. 200 ton atau melampaui kekurangan garam industri nasional. Dan ini belum termasuk potensi lahan garam milik rakyat ,” ujar Muhamad Nazir Abdullah .

Rinciannya menurutnya, produksi garam livestok di Kota Kupang luas area seluas 5 hektare yang telah digarap seluas 2 hektare dengan rencana produksi tahun ini sebesar 50 ton.
“ Sementara produksi PT. Timor Lestari Livestok di Kabupaten Kupang luas areal 600 hektare yang telah digarap seluas 10 hektare dengan produksi sebesar 300 ton. Sementara produksi lainnya dari lahan Pemkab Kupang dan masyarakat sebesar 750 ton ,” jelas Muhamad Nazir Abdullah .

Baca Juga :  Dinas Pertanian Mabar Panen Sayuran Hultikultura

Lebih lanjur Muhamad Nazir Abdullah menyebutkan produksi garam yang dikelola Pemkab Timor Tengah Selatan (TTS) sebesar 30 ton dengan luas lahan 0,5 hektare dan lahan yang sedang dipersiapkan PT. Tamaris Nusantara seluas 1.382 hektare.
“ Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) saat ini sedang dipersiapkan lahan oleh PT. Tamaris Nusantara seluas 900 hektare, produksi garam di Kabupaten Malaka sebesar 300 ton, produksi garam di Kabupaten Flores Timur sebesar 100 ton dengan luas lahan sebesar 2 hektare ,” sebut Muhamad Nazir Abdullah .

Baca Juga :  Wagub Apresiasi Pengembangan Anak Usia Dini

Selanjutnya untuk Kabupaten Sikka produksinya sebesar 50 ton dengan luas lahan sebesar 1 hektare milik masyarakat dan 0,5 hektare geomembran, produksi garam di Kabupaten Nagekeo dengan luas lahan yang digarap seluas 36 hektare menghasilkan 3.600 ton garam.

  • Bagikan